Makalah ini saya buat untuk berbagi kepada teman-teman semua. yang Berjudul:
"Makalah : SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN"
dan semoga Sobat bisa menggunakannya untuk Keperluan Tugas dalam Perkuliahan.KATA PENGANTAR
Puji syukur kami
ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan anugerah-Nya kepada Kami
semua, sehingga Kami dapat menyelesaikan tugas ini dalam bentuk makalah dengan
sedaya mampu Kami. Kami juga berterima kasih kepada Dosen Pengampu Mata Kuliah Filsafat Ilmu Pendidikan, yang telah memberikan Kami inspirasi atau motivasi
sehingga Kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini.
Dalam pembuatan
tugas makalah ini, akan membahas sebuah makalah yang berjudul tentang “Sejarah Perkembangan Ilmu Pengetahuan” sebagai persyaratan pemenuhan Mata Kuliah pada Filsafat Ilmu Pendidikan.
Sebagai penulis, Kami
menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan kelemahan dalam pembuatan makalah
ini, untuk itu Kami mengaharapkan kritik
dan saran yang sifatnya membangun dari saudara/saudari, demi mengembangkan dan
menyempurnakan isi makalah ini di masa yang akan datang.
Demikianlah yang
dapat kami sampaikan, akhir kata saya ucapkan terima kasih.
Telukdalam, Mei 2013
Tim
Penulis,
KELOMPOK V
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR
......................................................................... i
DAFTAR
ISI
....................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................... 1
A.
Latar
Belakang
........................................................... 1
B.
Tujuan ....................................................................... 1
BAB II SEJARAH PERKEMBANGAN
ILMU PENGETAHUAN
2
A. Zaman
Purba (15 SM – 7 SM) ....................................... 2
B. Zaman
Yunani (7 SM – 6 M) ......................................... 3
C. Zaman
Pertengahan (6 M – 15 M) ................................. 4
D. Zaman
Reaissance (14 M – 17 M) ................................. 5
E. Zaman
Modern (17 M – 19 M) ...................................... 6
F.
Zaman Kontemporer (Abad
ke 20 – sekarang) .............. 8
BAB III PENUTUP ..................................................................... 11
A.
Kesimpulan .............................................................. 11
B.
Saran
........................................................................ 11
DAFTAR PUSTAKA
......................................................................... 12
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Dalam ruang lingkup kehidupan manusia, ilmu
pengetahuan merupakan suatu acuan yang harus dibutuhkkan dalam setiap
kehidupannya. Sejarah tentang perkembangan ilmu pengetahuan tidak luput dari
perbincangan yang hingga saat ini semakin pesat perbandingannya di zaman
dahulukala.
Pengamatan yang dilakukan oleh manusia pada zaman purba,
yang menerima fakta sebagai brute facts atau
on the face value, menunjukkan bahwa
manusia di zaman purba masih berada pada tingkatan sekedar menerima, baik dalam
sikap maupun dalam pemikiran (receptive
attitude dan receptive mind) (Santoso,
1977).
Seiring
dengan perkembangan zaman dan pola pikir manusia yang semakin pesatnya
perkembangan ilmu pengetahuan dalam bidangnya tercapailah suatu kehidupan baru
untuk menunjang perkembangan teknologi dan informasi.
B.
Tujuan
Tujuan dalam pembahasan makalah ini adalah untuk
mengetahui dan memahami sejarah perkembangan ilmu pengetahuan dari masa ke
masa. Yang dimulai dari sejak Zaman Purba, Zaman Yunani, Zaman Pertengahan, Zaman Renaissance, Zaman
Modern hingga pada Zaman Kontemporer sekarang ini.
BAB II
A.
Zaman
Purba (15 SM – 7 SM)
Perkembangan pengetahuan dan kebudayaan manusia pada
zaman purba dapat diruntut jauh kebelakang, bahkan sebelum abad ke-15 SM,
terutama pada zaman batu. Pengetahuan pada masa itu diarahkan pada pengetahuan
yang bersifat praktis, yaitu pengetahuan yang memberi manfaat langsung kepada
masyarakat. Kapan mulainya zaman batu tidak dapat ditentukan dengan pasti,
namun para ahli berpendapat bahwa zaman batu berlangsung selama jutaan tahun.
Sesuai dengan namanya, zaman batu, pada masa itu
manusia menggunakan batu sebagai peralatan. Hal ini tampak dari temuan-temuan
seperti kampak yang digunakan untuk memotong dan membelah. Selain menggunakan
alat-alat yang terbuat dari batu, manusia pada zaman itu juga menggunakan
tulang binatang. Alat yang terbuat dari tulang binatang antara lain digunakan
menerupai fungsi jarum untuk menjahit, tombak berburu dan lain sebagainya.
Jadi, ditimukannya benda hasil peninggalan pada zaman batu merupakan suatu
bukti bahwa manusia sebagai makhluk berbudaya mampu berkreasi untuk mengatasi
tantangan alam sekitarnya.
Menurut Anna Poedjiadi (1987) pada zaman purba
perkembangan pengetahuan telah tampak
pada beberapa bangsa, seperti Mesir, Babylonia, China dan India. Ada
keterkaitan dan saling berpengaruh antara perkembangan pemikiran di suatu wilayah dengan wilayah lainnya. Pembuatan
alat-alat perunggu di Mesir pada abad ke-17 SM memberi pengaruh terhadap
perkembangan teknik yang diterapkan di Eropa. Bangsa China abad ke-15 SM juga
telah mengembangkan teknik perlatan perunggu di zaman Dinasti Shang, sedangkan
peralatan besi sebagai perangkat perang sudah dikenal pada abad ke-5 SM pada
zaman Dinasti Chin. Sementara India memberikan
sumbangsih yang besar dalam perkembangan matematik dengan penemuan sistem
bilangan desimal. Pemikiran Budhisme yang diadopsi oleh raja Asoka, Kaisar ke
tiga Dinasti Maurya, telah menyumbangkan bilangan yang menjadi titik tolak
perkembangan sistem bilangan pada zaman modern. India bahkan sudah menemukan
roda pemutar untuk pembuatan tembikar
pada abad ke-30 SM. Sayangnya perdaban yang sudah maju itu mengalami kepunahan
pada abad ke-20 SM, baik karena bencana maupun peperangan.
Secara umum dapat dinyatakan bahwa pengetahuan pada
zaman purba ditandai dengan adanya lima
kemampuan, yaitu:
1. Pengetahuan
didasarkan pada pengalaman (empirical
knowledge),
2. Pengetahuan
berdasarkan pengalaman itu diterima sebagai fakta dengan sikap receptive mind, dan kalaupun ada
keterangan tentang fakta tersebut, maka keterangan itu bersifat mistis, magis
dan religius,
3. Kemempuan
menemukan abjad dengan sistem bilangan yang sudah menampakkan perkembangan
pemikiran manusia ke tingkat abstraksi,
4. Kemampuan
menulis, berhitung, menyusun kalender yang didasarkan atas sintesis terhadap
hasil abstraksi yang dilakukan, dan
5. Kemampuan
meramalkan peristiwa-peristiwa fisis atas dasar peristiwa-peristiwa sebelumnya
yang pernah terjadi, misalnya gerhana bulan dan matahari (Santoso, 1977:27-28).
B.
Zaman
Yunani (7 SM – 6 M)
Zaman Yunani Kuno dipandang sebagai zaman keemasan
filsafat, karena pada masa ini orang memiliki kebebasan untuk mengungkapkan ide
atau pendapatnya. Yunani pada masa itu dianggap sebagai gudang ilmu dan
filsafat, karena bangsa Bangsa Yunani pada masa itu tidak mempercayai
mitologi-mitologi. Bangsa Yunani juga tidak dapat menerima pengalaman yang
didasarkan pada sikap receptive attitude (sikap
menerima begitu saja), melainkan menumbuhkan sikap an inquiring attitude (suatu sikap yang senang menyelidiki sesuatu
secara kritis). Sikap belakangan inilah yang menjadi cikal bakal tumbuhnya ilmu
pengetahuan modern. Sikap seperti inilah yang menjadikan bangsa Yunani tampil
sebagai ahli pikir terkenal sepanjang
masa.
Selain
daripada Zaman Yunani Kuno dipandang sebagai juga dikenal dengan masa
Helinistis. Pada zaman Alexander Agung telah berkembang sebuah kebudayaan trans nasional yang disebut
dengan kebudayaan Helinistis, karena kebudayaan Yunani tidak terbatas lagi pada
kota-kota Yunani raja, tetapi mencakup juga seluruh wilayah yang ditatlukkan
Alexander Agung.
Pada masa Helinis ini muncul beberapa aliran
berikut:
a.
Stoisisme
Menurut
paham ini jagat raya ditentukan oleh kuasa-kuasa yang disebut Logos. Oleh
karena itu, segala kejadian berlangsung menurut ketetapan yang tidak dapat
dihindari.
b.
Epikurisme
Segala-galanya
terdiri atas atom-atom yang senantiasa bergerak. Manusia akan bahagia jika mau
mengakui susunan dunia ini dan tidak boleh takut pada dewa-dewa.
c.
Skeptisisme
Mereka
berpikir bahwa bidang teoretis menusia tidak sanggunp mencapai kebenaran. Sikap
umum mereka adalah kesangsian.
d.
Eklektisisme
Suatu
kecenderungan umum yang mengambil berbagai unsur, filsafat aliran-aliran lain
tanpa berhasil mencapai suatu pemikiran yang sungguh-sungguh.
e.
Neo
Platonisme
Paham
yang ingin menghidupkan kembali filsafat Plato. Tokohnya adalah Plotinus.
Seluruh filasafatnya berkisar pada Allah sebagai yang satu. Segala sesuatu
berasal dari ‘yang satu’ dan ingin kembali kepadanya. (K. Bertens, 1988).
C.
Zaman
Pertengahan (6 M – 15 M)
Zaman pertengahan merupakan suatu kurun waktu yang
ada hubungannya dengan sejarah bangsa-bangsa yang di Benua Eropa. Pengertian
umum tentang zaman pertengahan yang berkaitan dengan perkembangan pengetahuan
ialah suatu periode panjang yang yang
dimulai dari jatuhnya kekaisaran Romawi Barat tahun 476 M hingga timbulnya Renaissance di Italia.
Zaman pertengahan (Middle Age) ditandai dengan pengaruh yang cukup besar dari agama
Katolik terhadap kekaisaran dan perkembangan kebudayaan pada saat itu. Pada
umumnya orang Romawi sibuk dengan masalah keagamaan tanpa memperhatikan masalah
duniawi dan ilmu pengetahuan. Pada masa itu yang tampil dalam ilmu pengetahuan
adalah para teolog. Para ilmuwan pada masa ini hampir semua adalah para teolog
sehingga aktivitas ilmiah terkait dengan aktivitas keagamaan. Dengan kata lain,
kegiatan ilmiah diarahkan untuk mendukung kebenaran agama.
Menjelang berakhirnya abad tengah, ada beberapa
kemajuan yang tamapak dalam masyarakat yang berupa penemuan-penemuan.
Penemuan-penemuan tersebut antara lain
pembaruan penggunaan bajak yang dapat mengurangi penggunaan energi petani.
Kincir air mulai digunakan untuk menggiling jagung. Pada abad ke-13 ada pula
kemajuan dan pembaruan dalam bidang perkapalan dan navigasi pelayaran.
Perlengkapan kapal memperoleh kemajuan sehingga kapal dapat digunakan lebih efektif.
Kompas mulai digunakan di Eropa. Keterampilan dalam membuat tekstil dan
pengolahan kulit memperoleh kemajuan setelah orang mengenal alat pemintal
kapas.
Keterampilan
lain yang penting pada masa akhir abad tengah adalah keterampilan dalam
pembuatan kertas. Keterampilan ini berasal dari Cina dan dibawa oleh
orang-orang Islam ke Spanyol. Disamping itu orang juga tela mengenal percetakan dan pembuatan
bahan peledak.
D.
Zaman
Reaissance (14 M – 17 M)
Zaman Reaissance ditandai dengan era kebangkitan kembali
pemikiran yang bebas dari dogma-dogma agama. Reaissance ialah zaman peralihan
ketika kebudayaan Abad Pertengahan mulai berubah menjadi suatu kebudayaan
modern. Manusia pada zaman ini adalah manusia yang merindukan pemikiran yang
bebas. Penemuan ilmu pengetahuan modern sudah mulai dirintis pada Zaman
Reaissance. Ilmu pengetahuan yang berkembang maju pada masa ini adalah bidang
astronomi. Tokoh-tokoh yang terkenal seperti Roger Bacon, Copernicus, Johannes
Keppler, dan Galileo Galilei. Berikut cuplikan pemikiran para filsuf tersebut.
1. Roger
Bacon, berpendapat bahwa pengalaman (empiris)
menjadi landasan utama bagi awal dan ujian akhir bagi semua ilmu
pengetahuan. Matematika merupakan syarat mutlak untuk mengolah semua pengetahuan.
2. Copernicus,
mengatakan bahwa bumi dan planet semuanya mengelilingi matahari, sehingga
matahari menjadi pusat (beliosentrisisme).
Pendapat ini berlawanan dengan pendapat umum yang bersala dari Hipparahus dan
Ptolomeus yang menganggap bahwa bumi sebagai pusat alam semesta (Geosentrisme).
3. Johannes
Keppler, menemukan tiga buah hukum yang melengkapi penyelidikan Brahe
sebelumnya, yaitu:
a. Bahwa
gerak benda angkasa itu ternyata bukan bergerak mengikuti lintasan cirde, namun
gerak itu mengikuti lintasan elips. Orbit semua planet berbentuk elips.
b. Dalam
waktu yang sama, garis penghubung antara planet dan matahari selalu melintasi
bidang yang luasnya sama.
c. Dalam
perhitungan matematika terbukti bahwa bila jarak rata-rata dua planet A dan B
dengan matahari adalah X dan Y, sedangkan waktu untuk melintasi orbit
masing-masing adalah P dan Q, maka P2 : Q2 X3 :Y3.
4.
Galileo Galilei, membuat sebuah teropong
bntang yang terbesar pada masi itu dan mengamati beberapa peristiwa angkasa
sewcara langsung. Ia menemukan beberapa peristiwa penting dalam bidangv
astronomi. Ia melihat bahwa planet Venus dan Merkurius menunjukkan
perubahan-perubahan seperti halnya bulan, sehingga ia menyimpulkan bahwa
planet-planet tidaklah memancarkan cahaya sendiri, melainkan cahaya memantulkan
cahaya dari matahari (Rizal Mustansyir, 1996).
E.
Zaman
Modern (17 M – 19 M)
Perkembangan
ilmu pengetahuan pada zaman modern sesungguhnya sudah dirintis sejak Zaman
Reaissance. Seperti Rene Descartes, tokoh yang terkenal sebagai bapak filsafat
modern. Rene Descartes juga seorang ahli ilmu pasti. Penemuannya dalam ilmu
pasti adalah sistem koordinat yang terdiri atas dua garis X dan Y dalam bidang
datar. Isaac Newton dengan temuannya teori gravitasi. Charles Darwin dengan
teori Struggle for life (perjuangan
untuk hidup). J.J Thompson dengan tenuannya elektron.
Berikut penjelasan sekilas dari
filsuf-filsuf tersebut.
1. Rene
Descartes, menemukan dalam ilmu pasti ialah sistem koordinat yang terdiri atas
dua garis lurus X dan Y dalam bidang datar. Garis X letaknya horizontal dan
disebut axis atau sumbu X, sedangkan garis Y letaknya tegak lurus pada sumbu X.
Karena sistem tersebut didasarkan pada dua garis lurus yang berpotongan garis
lurus, maka sistem koordinat itu dinamaka ortbogonal
coordinate system. Kedudukan tiap
titik dalam bidang tersebut diproyeksikan dengan garis-garis lurus pada sumbu X
dan sumbu Y. Pentingnya sistem yang dikemukakan oleh Rene Descartes ini
terletak pada hubungan yang diciptakannya antara ilmu ukur bidang datar dengan
aljabar. Tiap titik dapat dinyatakan dengan dua koordinat Xi dan Yi. Panjang
garis dapat dinyatakan serupa dengan hukum phytagoras mengenai Hypothenusa.
Penemuan Descater ini dinamakan Analytic
Geometry. (Rizal Mustansyir, 1996).
2. Isaac
Newton, berperan dalam ilmu pengetahuan modern terutama penemuannya dalam tiga
bidang, yaitu teori Gravitasi, perhitungan Calculus, dan Optika. Ketiga bidang
tersebut dapat diuraikan (dalam Rizal Mustansyir, 1996). Secara singkat adalah
sebagai berikut.
a. Teori
Gravitasi menerangkan bahwa planet tidak bergerak lurus, namun mengikuti
lintasan elips, karena adanya pengaruh gravitasi, yaitu kekuatan yang selalu
akan timbul jika ada dua benda berdekatan. Teori gravitasi ini dapat menerangkan
dasar dari semua lintasan planet dan bulan, pengaruh pasang-surutnya air
samudera, dan peristiwa astronomi lainnya. Teori Gravitasi Newton ini
dipergunakan oleh para ahli berikutnya untuk pembuktian laboratorium dan penemuan planet baru di alam semesta.
b. Perhitungan
Calculus, yaitu hubungan antara X dan Y. Kalau X bertambah, makaY akan
bertambah pula, tetapi menurut ketentuan yang tetap atau teratur. Misalnya ada
benda bergerak, panjangnya jarak yang ditempuh
tergantung dari kecepatan tiap detik dan panjangnya waktu pergerakan.
Cara pergerakan Caluculus ini banyak manfaatnya untuk menghitung berbagai
hubungan antara dua atau lebih hal yang berubah, bersama dengan ketentuan yang
teratur.
c. Optika
atau mengenai cahaya; jika cahaya matahari dilewatkan sebuah prisma, maka
cahaya asli yang kelihatannya homogen menjadi terbias antara merah sampai ungu,
menjadi pelangi. Kemudian kalau pelangi itu dilewatkan sebuah prisma lainnya
yang terbalik, maka pelangi terkumpul kembali menjadi cahaya homogen. Dengan
demikian dapat dibuktikan bahwa cahaya itu sesungguhnya terdiri atas komponen
yang terbentang antara merah dan ungu.
3.
Charles Darwin, dikenal sebagai penganut
teori evolusi yang vanatik. Darwin menyatakan bahwa perkembangan yang terjadi
pada makhluk di bumi terjadi karena seleksi alam. Teorinya yang terkenal adalah
struggle for life (perjuangan untuk
hidup). Darwin berpendapat bahwa perjuangan untuk hidup berlaku pada setiap
kumpulan makhluk hidup yang sejenis, karena meskipun sejenis namun tetap
menampilkan kelainan-kelainan kecil. Makhluk hidup yang berkelainan kecil itu
berbeda-beda daya menyesuaikan dirinya terhadap lingkungan. Makhluk hidup yang
dapat menyesuaikan diri akan memiliki peluang yang lebih besar untuk bertahan
hidup lebih lama sedangkan yang kurang dapat menyesuaikan dirinya akan
tersisihkan karena kalah bersaing. Oleh karena itu yang dapat bertahan adalah
yang paling unggul (survival of the fittest).
(Rizal Mustansyir, 1996).
F.
Zaman
Kontemporer (Abad ke 20 – sekarang)
Perkembangan ilmu pengetahuan pada zaman kontemporer
berkembang dengan sangat cepat. Masing-masing ilmu mengembangkan disiplin
keilmuannya dan berbagai macam penemuan-penemuannya. Penemuan dan penciptaan silih
berganti dan makin sering. Informasi ilmiah diproduksi dengan cepat, melipat
dua setiap tahun, bahkan dalamdisiplin-disiplin tertentu seperti genetika
setiap dua tahun (Jacob, 1993).
Salah seorang fisikawan termashur abad ke-20 adalah
Albert Einstein. Ia menyatakan bahwa alam tidak terhingga besarnya dan tidak
terbatas, tetapi juga tidak berubah status totalitasnya atau bersifat statis
dari waktu ke waktu. Einstein percaya akan kekekalan materi. Ini berarti bahwa
alam semesta itu bersifat kekal, atau dengan kata lain ia tidak mengakui adanya
penciptaan alam. Namun pada tahun 1929, fisikawan lain bernama Hubble yang
mempergunakan teropong bintang terbesar di dunia melihat galaksi-galaksi di
sekeliling kita tampak menjauhi galaksi kita dengan kelajuan yang sebanding
dengan jaraknya dari bumi. Observasi ini menunjukkan bahwa alam semesta itu
tidak statis, melainkan dinamis sehingga meruntuhkan pendapat Einstein tentang
teori kekekalan materi dan alam semesta yang statis. Berdasarkan perhitungan
mengenai perbandingan jarak dan kelajuan gerak masing-masing galaksi yang teramati, para fisikawan
kontemporer lainnya seperti Garnow, Alpher dan Herman menarik kesimpulan bahwa
semua galaksi di jagad raya ini semula bersatu padu dengan galaksi bimasakti,
kira-kira 15 milyar tahun yang lalu. Pada saat itu terjadi ledakan yang maha
dahsyat yang melemparkan materi keseluruh jagad raya ke semua arah, yang
kemudian membentuk bintang-bintang dan galaksi.
Disamping teori mengenai fisika, teori alam semesta,
dan lain-lain. Zaman kontemporer ini ditandai dengan penemuan berbagai
teknologi canggih. Teknologi komunikasi dan informasi termasuk salah satu yang
mengalami kamajuan sangat pesat. Mulai dari penemuan komputer, berbagai satelit
komunikasi, internet, dan sebagainya.
Selain Einstein yang terkenal dengan teori
relativitasnya, dalam sejarah ilmu pengetahuan alam juga dikenal teori kuantum
dan struktur atom yang diperkenalkan oleh Max Planck di Jerman. Struktur atom
dapat lebih dapat dijelaskan dengan menggunakan teori kuantum ini. Rutherfordl,
Bohr, Pauli, Schroedinger adalah para ahli yang memberi sumbangan besar dalam
bidang pengetahuan ini. Penemuan radioaktivitas oleh Becquerel dikembangkan
lebih lanjut sehingga dapat digunakan untuk penelitian-penelitian dalam
berbagai bidang. Perkembangan ilmu kelistrikan sangat pesat dan dapat menghasilkan alat-alat yang canggih seperti
komputer yang sangat berguna dalam
menunjang kegiatan penelitian guna meningkatkan kegunaan ilmu pengetahuan alam
dan teknologi bagi kesejahteraan masyarakat.
Selanjutnya dalam media komunikasi, penemuan mesin
cetak merupakan peristiwa yang sangat penting, yang dimanfaatkan dengan baik pertama
di Eropa. Penyebaran informasi melonjak dengan luar biasa. Media elektronik
kemudian merevolusi informasi dengan televisi, koran jarak jauh (telezitting), dan lain-lain, sehingga
dunia menjadi sangat kecil, dan orang tidak mau menerima begitu saja apa yang
diperolehnya dalam hidupnya sekarang, apalagi nasib yang diterimanya sewaktu
dilahirkan. Sekarang mikroelektronik dan multimedia membawa kita ke masyarakat
informasi yang sanggup menyajikan gambar, suara dan cetakan sekaligus dan dapat
bersifat individual dan personal.
Kemajuan ilmu pengetahuan mengubah masyarakat dari
tahapan prailmiah dengan kehidupan berladang dan beternak yang dipengaruhi oleh
banyak hal yang eksternatural ketahapan ilmiah dengan kehidupan kota dan
komunikasi yang padat. Di beberapa negara, masyarakat telah bergerak ke tahapan
pascailmiah dengan ketergantungan informasi yang lebih banyak dan pada komputer
sebagai sistem eksper untuk mengolahnya. Seluruh kehidupan praktis sudah
terkomersialisasi. Kebutuhan dan produksi mulai dipertukarkan melalui alat
penukar surat atau kartu berharga sampai sampai ke perbankan elektronik, yang
berlangsung dengan intensif dan cepat,
sehingga sukar diketahui masing-masing dimulai oleh siapa, dimana dan bilamana.
Di sisi lain pada zaman kontemporer ini,
perkembangan ilmu juga ditandai dengan terjadinya spesialisasi-spesialisasi
ilmu yang semakin tajam. Ilmuwan kontemorer hanya mengetahui hal yang sedikit
tetapi secara mendalam. Ilmu kedokteran semakin menajam dalam spesialisasi dan
subspesialisasinya.
Akibat
dari semakin terspesialisasinya ilmu, pengkajian suatu bidang keilmuan makin
sempit ditambah dengan berbagai pembatasan dalam pengkajiannya seperti
postulat, asumsi dan prinsip sehingga membuat lingkup penglihatan keilmuan
makin bertambah sempit pula. Hal inilah yang menimbulkan gejala deformation professionelle yakni
perubahan bentuk sebuah wujud dilihat dari kacamata professional.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Perkembangan pengetahuan dan kebudayaan manusia pada
zaman purba dapat diruntut jauh kebelakang, bahkan sebelum abad ke-15 SM,
terutama pada zaman batu. Pengetahuan pada masa itu diarahkan pada pengetahuan
yang bersifat praktis, yaitu pengetahuan yang memberi manfaat langsung kepada
masyarakat. Kapan mulainya zaman batu tidak dapat ditentukan dengan pasti,
namun para ahli berpendapat bahwa zaman batu berlangsung selama jutaan tahun.
Reaissance ialah zaman peralihan ketika kebudayaan
Abad Pertengahan mulai berubah menjadi suatu kebudayaan modern. Manusia pada
zaman ini adalah manusia yang merindukan pemikiran yang bebas.
Di
beberapa negara, masyarakat telah bergerak ke tahapan pascailmiah dengan
ketergantungan informasi yang lebih banyak dan pada komputer sebagai sistem
eksper untuk mengolahnya. Seluruh kehidupan praktis sudah terkomersialisasi.
Kebutuhan dan produksi mulai dipertukarkan melalui alat penukar surat atau
kartu berharga sampai sampai ke perbankan elektronik, yang berlangsung dengan
intensif dan cepat.
B.
Saran
Dengan
kita telah mempelajari beberapa tahap-tahap yang terjadi dalam sejarah
perkembangan ilmu pengetahuan ini secara benar, diharapkan agar kita bisa
menjelaskan kembali dan menerapkannya dalam kehidupan yang nyata. Dan semoga
tidak menjadi kendala dan halangan bagi kita semua jika seandainya pokok
pembahasan ini muncul dan dibahas ulang di masa yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
-
Drs. H.
Abu Ahmadi dan Dra. Nur Uhbiyati, 1991, Ilmu
Pendidikan, Jakarta, Rineka Cipta.
-
Mudzakir,
Drs., dkk..1997. Filsafat Umum. CV.
Pustaka Setia: Bandung.
-
Munir,
Misnal, Drs., M.Hum., dkk. 2006 Filsafat
Ilmu. Pustaka Pelajar : Yogyakarta.
mantap materinya
ReplyDeleteisi materinya sudah bagus, akan tetapi jika boleh saya memberikan saran, sebaiknya penyajian tulisan tidak transparan, agar memudahkan pembaca untuk membacanya. terimakasih
ReplyDeletesip. sangat bermanfaat. trimakasih!!!
ReplyDeleteMinta file xa donk gan
ReplyDeleteSiip..sangat bermanfaat. Izin saya mengutip ya
ReplyDeletethanks, izin copy yaa.
ReplyDelete